PENDAHULUAN
Translasi tidak sama dengan konversi, yang adalah pertukaran
dari satu mata uang ke mata uang lain secara fisik. Translasi hanyalah
perubahan satuan unit moneterr, seperti halnya sebuah neraca yang dinyatakan
dalam pound Inggris disajikan ulang ke dalam nilai ekuivalen dolar AS. Tidak
ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait yang terjadi
seperti bila dilakukan konversi. Saldo-saldo dalam mata uang asing
ditranslasikan menjadi nilai ekuivalen mata uang domestik berdasarkan kurs nilai
tukar valuta asing yaitu harga satu unit suatu mata uang yang dinyatakan dalam
mata uang lainnya.
Transaksi mata uang asing terjadi pada pasar spot, forward
atau swap. Mata uang yang dibeli atau dijual pada spot umumnya harus dikirimkan
secepatnya yaitu dalam waktu 2 hari kerja. Translasi saldo-saldo dalam mata
uang asing dilakukan sederhana saja, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Nilai ekuivalen mata uang domestik diperoleh dengan mengalikan saldo
dalam mata uang asing dengan kuotasi kurs langsung dengan membagi saldo mata
uang asing dengan kuotasi tidak langsung. Transaksi pada pasar forward adalah
perjanjian untuk melakukan pertukaran suatu mata uang dengan jumlah tertentu ke
dalam mata uang lain pada suatu tanggal di masa depan. Kuotasi pada pasar
forward dinyatakan dengan diskonto atau premium dari kurs spot. Transaksi swap
melibatkan pembelian spot dan penjualan forward atau penjualan spot dan
pembelian forward atas suatu mata uang secara bersamaan. Investor sering
memanfaatkan transaksi swap untuk mengambil keuntungan dari tingkat suku bunga
yang lebih tinggi di suatu Negara asing sembari dalam kesempatan yang sama
melindungi diri dari pergerakan yang tidak menguntungkan dari kurs nilai tukar
valuta asing.
PEMBAHASAN
Translasi mata uang asing yaitu merupakan proses penyajian
ulang informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Sedangkan
konversi antar mata uang asing adalah pertukaran dari satu mata uang ke mata
uang lain secara fisik. Perbedaannya diantara keduanya adalah Translasi hanya
perubahan satuan unit moneter, misalnya pada sebuah necara yang dinyatakan
dalam pound Inggris disajikan ulang ke dalam nilai ekuivalen dolar AS. Tidak
ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait yang
terjadi. Sedangkan konversi, memungkinkan adanya pertukaran fisik yang terjadi
dan ada transaksi terkait yang terjadi.
Alasan-Alasan Untuk Melakukan Translasi
Perusahaan dengan operasi luar negeri yang signifikan
menyusun laporan keuangan konsolidasi yang memeungkinkan para pembaca laporan
untuk mendapatkan pemahaman yang holistik atas operasi perusahaan, baik
domestik dan luar negeri. Untuk mencapai hal ini, laporan keuangan perusahaan
luar negeri yang berdenominasi dalam mata uang asing disajikan ulang dengan
mata uang pelaporan induk perusahaan. Proses penyajian ulang informasi keuangan
dari satu mata uang ke mata uang lainnya disebut translasi.
Masalah yang berkaitan dengan translasi mata uang,yaitu:
Fakta bahwa nilai relative mata uang asing jarang sekali
ditetapkan.
Kurs nilai tukar variable, yang digabungkan dengan berbagai
macam metode translasi yang dapat digunakan dan perbedaan perlakuan atas
keuntungan dan kerugian transalasi, membuat perbandingan hasil keuangan satu
perusahaan dengan perusahaan lain, atau perbandingan hasil suatu perusahaan
yang sama dari satu periode lain sulit dilakukan. Keadaan ini merupakan
tantangan tersendiri bagi perusahaan multinasional untuk menyediakan
pengungkapan informasi hasil operasi dan posisi keuangan.
Untuk mencatat transaksi mata uang asing, mengukur resiko
suatu perusahaan terhadap pengaruh mata uang dan berkomunikasi dengan para
pihak berkepentingan dari luar negeri.
Untuk keperluan akuntansi, suatu aktiva dan kewajiban mata
uang asing dikatakan menghadapi resiko mata uang jika suatu perubahan kurs
nilai tukar mata uang menyebabkan mata uang induk perusahaan (pelaporan) juga
berubah.
Akhirnya, skala investasi internasional yang meluas
meningkatkan kebutuhan untuk menyampaikan informasi akuntansi mengenai suatu
perusahaan yang berdomisili di suatu negara kepada pengguna di negara yang
lain. Kebutuhan ini timbul pada saat suatu perusahaan bermaksud untuk
mencatatkan sahamnya di suatu bursa efek luar negeri bermaksud untuk melakukan
akuisisi atau usaha patungan dengan pihak asing, atau ingin mengkomunikasikan
hasil operasi dan posisi keuangan kepada para pemegang saham asingnya.
Latar Belakang dan Terminologi
Translasi tidak sama dengan konversi, yang adalah pertukaran
dari satu mata uang ke mata uang lain secara fisik. Translasi hanyalah
perubahan satuan unit moneterr, seperti halnya sebuah neraca yang dinyatakan
dalam pound Inggris disajikan ulang ke dalam nilai ekuivalen dolar AS. Tidak
ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait yang terjadi
seperti bila dilakukan konversi. Saldo-saldo dalam mata uang asing
ditranslasikan menjadi nilai ekuivalen mata uang domestik berdasarkan kurs
nilai tukar valuta asing yaitu harga satu unit suatu mata uang yang dinyatakan
dalam mata uang lainnya.
Transaksi mata uang asing terjadi pada pasar spot, forward
atau swap. Mata uang yang dibeli atau dijual pada spot umumnya harus dikirimkan
secepatnya yaitu dalam waktu 2 hari kerja. Translasi saldo-saldo dalam mata
uang asing dilakukan sederhana saja, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Nilai ekuivalen mata uang domestik diperoleh dengan mengalikan saldo
dalam mata uang asing dengan kuotasi kurs langsung dengan membagi saldo mata
uang asing dengan kuotasi tidak langsung. Transaksi pada pasar forward adalah
perjanjian untuk melakukan pertukaran suatu mata uang dengan jumlah tertentu ke
dalam mata uang lain pada suatu tanggal di masa depan. Kuotasi pada pasar
forward dinyatakan dengan diskonto atau premium dari kurs spot. Transaksi swap
melibatkan pembelian spot dan penjualan forward atau penjualan spot dan
pembelian forward atas suatu mata uang secara bersamaan. Investor sering
memanfaatkan transaksi swap untuk mengambil keuntungan dari tingkat suku bunga
yang lebih tinggi di suatu Negara asing sembari dalam kesempatan yang sama melindungi
diri dari pergerakan yang tidak menguntungkan dari kurs nilai tukar valuta
asing.
Permasalahan
Jika kurs nilai tukar relatif stabil, translasi mata uang
tidak akan lebih sukar dari proses translasi satuan inci atau kaki menjadi
nilai ekuivalennya dalam unit metrik. Namun demikian, kurs nilai tukar jarang
sekali stabil. Mata uang Negara-negara industry maju menemukan nilainya secara
bebas dalam pasar mata uang. Nilai tukar yang berfluktuasi secara khusus
terjadi di Eropa Timur, Amerika Latin, dan beberapa bagian Asia. Fluktuasi mata
uang meningkatkan jumlah nilai tukar translasi yang dapat digunakan dalam
proses translasi dan menimbulkan keuntungan dan kerugian mata uang asing.
Pergerakan mata uang juga sangat berhubungan erat dengan tingkat inflasi lokal.
Pengaruh Alternatif Kurs Translasi Terhadap Laporan Keuangan
Ketiga nilai tukar berikut dapat digunakan ketika melakukan
translasi saldo dalam mata uang asing menjadi mata uang domestik, yaitu :
Kurs kini (current), adalah kurs nilai tukar pada saat
tanggal laporan keuangan.
Kurs historis (historical), adalah kurs nilai tukar pada
saat suatu aktiva dalam mata uang asing pertama kali diperoleh atau ketika
suatu kewajiban dalam mata uang asing pertama kali terjadi. Umumnya
mempertahankan biaya awal ekuivalen dengan suatu pos dalam mata uang asing
dalam laporan berdenominasi mata uang domestik. Penggunaan kurs nilai tukar
historis melindungi laporan keuangan dari keuntungan dan kerugian translasi
mata uang asing, yaitu dari kenaikan atau penurunan dalam ekuivalen dolar saldo
mata uang asing yang timbul dari fluktuasi kurs translasiantar periode
pelaporan. Penggunaan kurs kini menimbulkan terjadinya keuntungan atau kerugian
translasi.
Kurs rata-rata (avarage), adalah rata-rata sederhana atau
tertimbang dari kurs nilai tukar kini atau kurs nilai tukar historis.
Transaksi mata uang asing terjadi pada saat suatu perusahaan
membeli atau menjual barang, dengan pembayaran yang dibuat dalam mata uang
asing atau ketika perusahaan meminjam atau meminjamkan mata uang asing.
Translasi diperlukan untuk mempertahankan catatan akuntansi dalam mata uang
perusahaan pelapor. Dari dua jenis penyesuaian transaksi, yang pertama
keuntungan dan kerugian atas transaksi yang terselesaikan, timbul ketika nilai
tukar yang digunakan untuk mencatat transaksi pada awalnya berbeda dengan nilai
tukar yang digunakan pada saat penyelasian. Jenis kedua penyesuaian transaksi
adalah keuntungan dan kerugian dari transaksi yang belum terselesaikan timbul
ketika laporan keuangan disusun sebelum suatu transaksi diselesaikan.
Kurs nilai tukar yang berfluktuasi menyebabkan timbulnya
beberapa isu utama dalam akuntansi untuk translasi mata uang asing:
1) Kurs nilai tukar
manakah yang harusnya digunakan untuk mentranslasikan saldo dalam mata uang
asing ke dalam mata uang domestik?
2) Aktiva dan kewajiban
dalam mata uang asing yang manakah yang beresiko terhadap perubahan nilai
tukar?
3) Bagaimana sebaiknya
keuntungan dan kerugian translasi harus dicatat?
Transaksi Mata Uang Asing
Ciri utama yang istimewa dari sebuah transaksi mata uang
asing adalah penyelesaiannya dipengaruhi dalam suatu mata uang asing. Transaksi
mata uang asing terjadi pada saat suatu perusahaan membeli atau menjual barang
dengan pembayaran yang dilakukan dalam suatu mata uang asing.
FAS No. 25 merupakan pernyataan standar akuntansi untuk mata
uang asing yang berisi :
Pada tanggal suatu transaksi diakui, setiap aktiva,
kewajiban, pendapatan, beban, keuntungan atau kerugian yang terjadi dari suatu
transaksi harus diukur dan dicatat dalam mata uang fungsional perusahaan yang
melakukan pencatatan dengan menggunakan kurs nilai tukar yang berlaku pada
tanggal tersebut.
Pada setiap tanggal neraca, saldo-saldo tercatat yang
berdenominasi dalam suatu mata uang selain mata uang fungsional perusahaan yang
melakukan pencatatan harus disesuaikan untuk mencerminkan kurs nilai tukar
terkini.
Berdasarkan hal ini, penyesuaian kurs nilai tukar valuta
asing (yaitu keuntungan atau kerugian atas transaksi yang telah terjadi ) perlu
dibuat pada saat terjadi perubahan kurs nilai tukar di antara tanggal transaksi
dan tanggal penyelesaian. Apabila laporan keuangan disusun sebelum penyelesaian
transaksi, penyesuaian akuntansi (yaitu keuntungan atau kerugian dari transaksi
yang belum diselesaikan) akan sama dengan perbedaan antara jumlah yang awalnya
dicatat dan jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan.
FASB menolak pandangan yang menyatakan bahwa pembedaan perlu
dibuat antara keuntungan dan kerugian dari transaksi yang sudah diselesaikan
dan yang belum diselesaikan, karena pembedaan seperti itu tidak dapat
diterapkan dalam praktik. Terdapat dua perlakuan akuntansi atas keuntungan dan
kerugian transaksi yang dapat diterapkan.
Perspektif Transaksi Tunggal
Berdasarkan perspektif tramnsaksi tunggal, penyesuaian niali
tukar (baik yang sudah diselesaikan atau belum) diperlakukan sebagai
penyesuaian terhadap akun-akun transaksi yang awal berdasarkan premis bahwa
suatu transaksi dan penyelesaiannya merupakan suatu peristiwa tunggal.
Perspektif Dua Transaksi
Berdasarkan perspektif dua transaksi, penagihan piutang
dalam krona dianggap sebagai peristiwa terpisah dari penjualan yang menyebabkan
timbulnya piutang tersebut.
Translasi Mata Uang Asing
Perusahaan yang beroperasi secara internasional menggunkan
berbagai metode untuk menyatakan aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban yang
dinyatakan dalam mata uang asing menjadi dalam mata uang domestik. Metode
translasi ini dapat diklasifikasikan, yaitu:
Metode Kurs Tunggal
Metode kurs tunggal, yang sudah lama popular di Eropa,
menerapkan satu kurs nilai tukar yaitu kurs terkini atau kurs penutupan, untuk
seluruh aktiva dan kewajiban lancar. Pendapatan dan beban dalam mata uang sing
umumnya ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar yang berlaku pada
saat pos-pos tersebut diakui. Namun demikian, untuk memudahkan pos-pos ini
umumnya ditranslasikan dengan menggunakan rata-rata tertimbang kurs nilai tukar
yang tepat untuk periode tersebut. Berdasarkan metode ini, laporan keuangan
sebuah operasi asing (yang dipandang oleh induk perusahaan sebagai perusahaan
otonomi) memiliki domisili pelaporannya sendiri, lingkungan mata uang local di
mana perusahaan afiliasi asing melakukan usahanya.
Metode Moneter – Nonmoneter
Menggunakan skema klasifikasi neraca untuk menentukan kurs
translasi yang tepat. Aktiva dan kewajiban moneter ditranslasikan berdasarkan
kurs kini. Pos-pos nonmoneter (aktiva tetap, investasi jangka panjang dan
persediaan) ditranslasikan dengan menggunakan kurs historis. Pos-pos laporan
laba rugi ditranslasikan dengan menggunakan prosedur yang sama dengan yang
dijelaskan untuk konsep kini-nonkini. Namun demikian, perlu diperhatikan bahwa,
metode moneter-nonmoneter bergantung pada klasifikasi skema neraca untuk menentukan
kurs translasi yang tepat. Hal ini dapat menghasilkan hasil yang kurang tepat.
Metode temporal
Dengan menggunakan metode temporal translasi mata uang
merupakan proses konversi pengukuran atau penyajian uang nilai tertentu. Metode
ini tidak mengubah atribut suatu pos yang diukur, melainkan hanya mengubah unit
pengukuran.
Kurs Kini yang Tepat
Kurs nilai tukar yang digunakan dalam metode translasi
mengacu pada historis dan kurs kini. Kurs rata-rata sering digunakan dalam
laporan laba rugi untuk pos-pos beban. Beberapa Negara menggunakan kurs nilai
tukar yang berbeda untuk transaksi yang berbeda. Dalam situasi ini, harus
dipilih beberapa kurs nilai tukar yang ada. Beberapa alternative
yang disarankan adalah: (1) kurs pembayaran deviden, (2) kurs pasar bebas, dan
(3) kurs penalti atau preferensi yang dapat digunakan, seperti yang terkait
dengan kegiatan impor atau ekspor.
Keuntungan dan Kerugian Translasi
Penangguhan
Dikeluarkannya penyesuaian translasi dari laba periode
sekarang umumnya dianjurkan karena penyesuaian ini hanyalah hasil dari proses
penyajian ulang. Perubahan nilai ekuivalen mata uang domestik dari aktiva
bersih anak perusahaan luar negeri tidak direalisasikan dan tidak berpengaruh
terhadap arus kas mata uang local yang dihasilkan dari entitas asing. Oleh
karena itu, akan cenderung menyesatkan jika memasukan penyesuaian seperti itu
ke dalam laba sekarang. Berdasarkan keadaan ini, penyesuaian translasi harus
diakumulasi secara terpisah sebagai bagian ekuitas konsolidasi.
Penangguhan dan Amortisasi
Beberapa pihak mendukung penangguhan keuntungan atau
kerugian translasi dan melakukan amortisasi penyesuaian ini selama masa manfaat
pos-pos neraca terkait.
Penangguhan Parsial
Pilihan ketiga dalam akuntansi ntuk keuntungan atau kerugian
translasi adalah dengan mengakui kerugian sesegera mungkin setelah terjadi,
tetapi mengakui keuntungan hanya setelah direalisasikan. Meskipun terdengar
konservatif, penangguhan keuntungan translasi semata-mata hanya karena
merupakan keuntungan, tetap mengabaikan terjadinya perubahan kurs.
Tidak Ditangguhkan
Pilihan terakhir adalah untuk mengakui keuntungan atau
kerugian translasi dalam laporan laba rugi sesegera mungkin, pilihan ini
memandang penangguhan dalam bentuk apa pun bersifat palsu dan cenderung
menyesatkan.
Perkembangan Akuntansi Translasi
Sebelum 1965
Praktik translasi kebanyakan perusahaan AS dipandu oleh
Accounting Research Bulletin (ARB No. 4) yang kemudian diterbitkan kembali
sebagai Bab 12 dalam ARB No. 43. Pernyataan ini mendorong penggunaan metode kini-nonkini.
Keuntungan atau kerugian transaksi langsung dimasukan ke dalam laba. Keuntungan
atau kerugian bersih saling dihapuskan selama periode berjalan. Kerugian
translasi bersih diakui dalam laba tahun berjalan, sedangkan keuntungan
translasi bersih ditangguhkan dalam akun penundaan neraca dan digunakan untuk
menghapuskan kerugian translasi pada masa mendatang.
1965-1975
Bab 12 ARB No. 43 memperbolehkan pengecualian tertentu atas
metode kini-nonkini. Dalam keadaan tertentu, persediaan dapat ditranslasikan
berdasarkan kurs historis. Utang jangka panjang yang timbul Karena pembelian
aktiva jangka panjang dapat ditranslasikan berdsarkan kurs kini apabila terjadi
perubahan kurs nilai tukar besar (dan dianggap tetap). Setiap berbedaan
akuntansi disebabkan oleh penyajian ulang utng diperlakukan sebagai bagian dari
biaya perolehan aktiva. Menstralasikan seluruh utang dan piutang dalam mata
uang asing berdasarkan kurs kini diperbolehkan setelah Accounting Principle
Board Opinion No. 6 dikeluarkan pada tahun 1965. Perubahan terhadap ARB No. 43
kini memberikan pilihan translasi yang lain bagi perusahaan.
1975-1981
Untuk mengakhiri keaneragaman perlakuan yang diperbolehkan
menurut standar translasi sebelumnya, FASB mengeluarkan FAS No.8 yang
kontroversial pada tahun 1975. Penangguhan keuntungan dan kerugian translasi
tidak diperbolehkan lagi. Keuntungan dan kerugian translasi dan transaksi mata
uang asing harus diakui dalam laba selama periode perubahan kurs nilai tukar.
Reaksi perusahaan terhadap FAS 8 beraneka ragam. Beberapa
pihak mendukung dasar teori yang digunakan, sedangkan banyak yang lain mengecam
karena distorsi yang dapat ditimbulkan dalam laba perusahaan yang dilaporkan.
FAS No.8 dikritik karena menyebabkan hasil akuntansi yang tidak sesuai dengan
kenyataan ekonomi. Pengaruh yo-yo FAS No.8 terhadap laba perusahaan juga
menimbulkan perhatian di kalangan eksekutif sejumlah perusahaan multinasional.
Mereka mengkhawatirkan laba perusahaan yang dilaporkan akan terlihat lebih
fluktuatif bila dibandingkan dengan laba perusahaan domestic dan dengan
demikian akan menekan harga saham perusahaan.
1981-hingga kini
Pada bulan Mei 1978, FASB mengundang komentar publik
terhadap 12 pernyataan pertama yang dikeluarkannya, dimana banyak yang
menanggapi ketidakpuasan publik tentang FAS No. 8 sehingga FASB
mempertimbangkan kembali FAS No. 8 dan setelah melalui banyak ertemuan dan dua
draft sementara, menerbitkan Statement Of Financial Accounting Standards No. 52
pada tahun 1981.
Isi Standar No.52
Tujuan translasi menurut FAS No.52 berbeda secara
substansial dari tujuan menurut FAS No.8. FAS No.8 menggunakan sudut pandang
induk perusahaan dengan mengharuskan laporan keuangan dalam mata uang asing
disajikan seakan-akan seluruh transaksinya terjadi dalam mata uang dola AS.
Standar No. 52 mengakui bahwa baik sudut pandang induk perusahaan dan anak
perusahaan merupakan kerangka dasar pelaporan yang sah, oleh kerana itu aturan
translasinya dirancang untuk :
Mencerminkan, didalam laporan keuangan konsolidasi, hasil
dan hubungan keuangan yang diukur dalam mata uang primer (utama) yang digunakan
oleh setiap entitas konsolidasi melakukan kegiatan usahanya (mata uang
fungsionalnya-functional currency)
Memberikan informasi yang secara umum sesuai dengan
ekspektasi pengaruh ekonomi dari perubahan kurs nilai tukar terhadap arus kas
dan ekuitas suatu perusahaan.
Translasi Apablia Mata Uang Lokal Merupakan Mata Uang
Fungsional
Jika mata uang fungsional merupakan mata uang asing yang
digunakan dalam catatan entitas, laporan keuangannya ditranslasikan ke dalam
dolar dengan menggunakan metode kurs kini.keuntungan atau kerugian translasi
yang timbul diungkapkan sebagai komponen terpisah dalam ekuitas konsolidasi.
Hal ini mempertahankan rasio laporan keuangan jika dihitung dari laporan
keuangan dalam mata uang lokal. Prosedur kurs kini yang digunakan yaitu :
Seluruh aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing
ditranslasikan ke dalam dolar dengan menggunakan kurs nilai tukar per tanggal
neraca, akun modal ditranslasikan berdasarkan kurs historis.
Pendapatan dan beban ditranslasikan dengan menggunakan kurs
nilai tukar pada tanggal transaksi, meskiun kurs rata-rata tertimbang dapat
digunakan untuk kepraktisan.
Keuntungan dan kerugian translasi tersebut dilaporkan sebgai
komponen terpisah dalam ekuitas pemegang saham konsolidasi. Penyesuaian nilai
tukar ini tidak akan masuk ke dalam laporan laba rugi hingga operasi luar
negeri tersebut dijual atau nilai investasinya dianggap telah hilang secara
permanen.
Translasi Apabila Dolar AS Merupakan Mata Uang Fungsional
Apabila dolar AS merupakan mata uang fungsional suatu
entitas asing, maka laporan keuangan dalam mata uang sing diukur ulang ke dalam
dolar dengan menggunakan metode temporal. Seluruh keuntungan dan kerugian
transaksi yang berasal dari proses translasi dimasukan ke dalam penentuan laba
berjalan. Secara khusus :
Aktiva dan kewajiban moneter dan aktiva nonmoneter yang
dinilai berdasarkan harga pasar terkini ditranslasikan dengan menggunakan kurs
nilai tukar per tanggal laporan keuangan, pos nonmoneter lainnya dan akun modal
ditranslasikan berdasarkan kurs historis.
Pendapatan dan beban ditranslasikan dengan menggunakan
rata-rata kurs niali tukar selama periode berjalan, kecuali untuk pos-pos
nonmoneter yang ditranslasikan dengan menggunakan kurs historis.
Keuntungan dan kerugian translasi tercermin dalam laba
periode berjalan.
Translasi Apabila Mata Uang Asing Merupakan Mata Uang
Fungsional
Suatu entitas asing dapat menggunakan sebuah mata uang asing
dalam catatan akuntansinya apabila mata uang fungsionalnya adalah mata uang
asing lainnya. Dalam situasi ini, laporan keuangan pertama-tama disajikan ulang
dari mata uang lokal ke dalam mata uang fungsionalnya (metode temporal) dan
kemudian ditranslasikan ke dalam dolar AS dengan menggunakan metode kurs kini.
Translasi Mata Uang Asing dan Inflasi
Suatu hubungan terbalik antara tingkat inflasi suatu Negara
dan nilai eksternal mata uangnya telah ditunjukan secara empiris. Alhasil,
penggunaan kurs kini untuk mentranslasikan biaya perolehan aktiva nonmoneter
yang berlokasi di lingkungan berinflasi pada akhirnya akan menimbulkan nilai
ekuivalen dalam mata uang domestik yang jauh lebih rendah dari pad dasar
pengukuran awalnya. Pada saat yang bersamaan, laba yang ditranslasikan akan
jauh lebih besar sehubungan dengan beban depresiasi yang juga lebih rendah.
FASB menolak penyesuaian inflasi sebelum proses translasi,
karena yakin bahwa penyesuaian tersebut tidak konsisten dengan kerangka dasar
penialian biaya historis yang digunakan dalam lporan keungan di AS. Solusinya,
FAS No. 52 mewajibkan penggunaan dolar AS sebagai mata uang fungsional untuk
operasi luar negeri yang berdomisili di lingkungan dengan hiperinflasi (yaitu
negara-negara dengan tingkat inflasi kumulatif melebihi 100 persen
selama periode tiga tahun).
Translasi Mata Uang Asing di Negara Lain
Kanada (CICA 1650), perbedaan untama antara standar di
Kanada (CICA 1650) dan FAS No.52menyangkut utang jangka panjang dalam mata
uang asing. Di Kanada, keuntungan dan kerugian dari translasi ditangguhkan dan
diamortisasi.
Inggris (IAS 21), perbedaan utama antara standar di Inggris
dan di AS berkaitan dengan anak perusahaan yang berdiri sendiri di
negara-negara yang mengalami hiperinflasi. Di Inggris, laporan keuangan
pertama-tama harus disesuaikan terhadap tingkat harga kini dan kemudian
ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini.
Australia dan Selandia Baru menerbitkan standar pada tahun
1988. Bila dibandingkan dengan FAS No.52, standar Australia mengharuskan
penilaian kembali aktiva tidak lancar nonomoneter untuk anak perusahaan di
Negara-negara berinflasi tinggi sebelum dilakukan translasi.
Jepang, akhir-akhir ini telah mengubah standarnya dengan
mengharuskan metode kurs kini di segala keadaan, dengan penyesuaian translasi
yang disajikan pada neraca dalam ekuitas pemegang saham.
Tren Kini
Translasi mata uang asing masih tetap merupakan isu teknis
yang menyulitkan dan kontroversial. Jumlah perusahaan melakukan pencatatan
saham secara internasional dan mengikuti IAS, atau sekarang IFRS (International
Financial Reporting Standards-Standar Pelaporan Keuangan Internasional),
semakin meningkat dan bursa efek di seluruh dunia berada di bawah tekanan yang
semakin meningkat utnuk menggunakan IFRS sebagai pengganti standar domestic
untuk pencatatan saham perusahaan-perusahaan asing. (Banyak bursa efek telah
melakukan hal ini). Di Amerika Serikat, perusahaan-perusahaan asing
diperbolehkan untuk menggunakan standar internsional (IAS 21) dab bukan standar
AS (FAS No.52) dalam masalah translasi mata uang asing. Pada saatnya
nanti, FASB mungkin akan meyelesaikan perbedaan-perbedaan antara FAS No.52 dengan
IAS 21, dengan condong kepada standar internasional.
Transaksi mata uang asing akan jika suatu perusahaan memberi atau menjual
barang dengan pembayaran yang dilakukan dalam suatu mata uang asing atau ketika
sebuah perusahaan meminjam atau meminjamkan dalam mata uang asing. Berdasarkan
konsep mata uang fungsional yaitu, mata uang fungsional dari suatu entitas
adalah mata uang yang berlaku di wilayah operasional utama perusahaan dan
menghasilkan arus kas. Dengan demikian suatu transaksi mata uang asing dapat
berdominasi dalam suatu mata uang, tetapi di ukur atau di catat dalam mata uang
yang lain.
Transaksi mata uang asing terjadi pada pasar spot, forward
atau swap. Mata uang yang dibeli atau dijual pada spot umumnya harus dikirimkan
secepatnya yaitu dalam waktu 2 hari kerja. Kurs pada pasar spot dipengaruhi
oleh banyak faktor, termasuk perbedaan tingkat inflasi antar Negara, perbedaan
suku bunga nasional dan ekspektasi terhadap nilai tukar di masa yang akan
datang. Transaksi pada pasar forward adalah perjanjian untuk melakukan
pertukaran suatu mata uang dengan jumlah tertentu ke dalam mata uang lain pada
suatu tanggal di masa depan. Kuotasi pada pasar forward dinyatakan dengan
diskonto atau premium dari kurs spot. Transaksi swap melibatkan pembelian spot
dan penjualan forward atau penjualan spot atau pembelian forward, atas suatu
mata uang secara bersamaan. Investor sering memanfaatkan transaksi swap untuk
mengambil keuntungan dari tingkat suku bunga yang lebih tinggi di sutu Negara
asing, sembari dalam kesempatan yang sama melindungi diri terhadap pergerakan
yang tidak menguntungkan dari kurs nilai valuta asing.
Hubungan Translasi dengan Inflasi
Penggunaan kurs untuk mentranslasikan biaya perolehan aktiva
non-moneter yang berlokasi di lingkungan berinflasi pada akhirnya akan
menimbulkan nilai ekuivalen dalam mata uang domestik yang jauh lebih rendah
dari pada dasar pengukuran awalnya. Pada saat bersamaan, laba yang
ditranslasikan akan jauh lebih besar sehubungan dengan beban depresiasi yang
juga lebih rendah. Hasil translasi seperti itu dengan mudah dapat lebih
menyesatkan pembaca ketika memberikan informasi kepada pembaca. Penilaian dolar
yang lebih rendah biasanya merendahkan kekuatan laba actual dari aktiva luar
negri yang didukung oleh inflasi lokal dan rasio pengembalian atas investasi
yang terpengaruh inflasi di suatu operasi luar negeri dapat menciptakan harapan
yang palsu atas keuntungan masa depan.
FASB menolak penyesuaian inflasi sebelum proses translasi,
karena penyesuaian tersebut tidak konsisten dengan kerangka dasar penilaian
biaya historis yang digunakan dalam laporan keuangan dasar di AS. Sebagai
solusi FAS No. 52 mewajibkan pengguna dolar AS sebagai mata uang funsional
untuk operasi luar negri yang berdomisili dilingkungan dengan hiperinflasi.
Prosedur ini akan mempertahankan nilai konstan ekuivalen dolar aktiva dalam
mata uang asing, karena aktiva tersebut akan ditranslasikan menurut kurs
historis. Pembebanan kerugian translasi atas aktiva tetap dalam mata uang asing
terhadap rasio keuangan. Masalah translasi mata uang asing tidak dapat
dipisahkan dari masalah akuntansi untuk inflasi asing.
Inflasi dan Laporan Keuangan
Nilai mata uang dan perubahan dalam harga uang atas barang
dan jasa merupakan karakteristik yang terpisahkan dalam bisnis internasional.
Untuk memahami istilah perubahan harga tersebut (changing
princes), kita harus membedakan antara pergerakan harga umum dan
pergerakan harga spesifik, yang keduanya termasuk dalam istilah perubahan harga
itu. Suatu perubahan harga umum terjadi apabila secra rata-rata harga seluruh
barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Kenaikan harga
secara keseluruhan disebut inflasi, sedangkan penurunan harga disebut deflasi
(deflation).
Selama periode inflasi, nilai aktiva yang di catat sebesar
biaya akuisisi jarang mencerminkan nilai terkininya (yang lebih
tinggi). Ketidakakuratan pengukuran ini mendistorsi (1) proyeksi keuangan yang
didasarkan pada data seri waktu historis (2) anggaran yang menjadi dasar
pengukuran kinerja dan (3) data kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh
inflasi yang tidak dapat dikendalikan. Laba yang dinilai lebih akan menyebabkan
:
Kenaikan dalam proporsi pajak
Permintaan deviden lebih banyak dari pemegang saham
Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari pada pekerja
Tindakan yang merugikan dari negara tuan rumah
Pertanyaan dan Jawaban
1. Transaksi mata uang asing terjadi pada tiga pasar, yaitu
kecuali..
a. Valuta Asing
b. Spot
c. Swap
d. Forward
Jawaban: A
2. Kurs pada pasar spot dipengaruhi oleh banyak faktor,
berikut ini merupakan faktor-faktornya kecuali…
a. Perbedaan suku bunga nasional
b. Ekspektasi terhadap nilai tukar di masa yang akan datang
c. Perbedaan tingkat inflasi antar Negara
d. Suku bunga pada negara tuan rumah
Jawaban: D
3. Pertukaran dari satu mata uang ke mata uang lain secara
fisik. Merupakan pengertian dari..
a. Inflasi
b. Deflasi
c. Konversi
d. Translasi
Jawaban: C
4. Berikut ini yang bukan merupakan perbedaan antara
translasi dengan konversi adalah…
a. Hanya perubahan satuan unit moneter
b. Tidak adanya pertukaran fisik
c. Memungkinkan adanya pertukaran fisik
d. Nilai aktiva yang di catat sebesar biaya akuisisi
Jawaban: D
5. Penurunan suku bunga atau harga pasar disebut…
a. Translasi
b. Deflasi
c. Transaksi
d. Inflasi
Jawaban: B