Senin, 24 Juni 2013

MENGAPA KORUPSI SULIT DIBERANTAS

            Korupsi memang menjadi momok bagi semua aspek dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, tidak hanya aspek ekonomi melainkan aspek politis pendidikan, kesehatan, kesejahteraan dan lainnya. Yang paling parah adalah dengan maraknya budaya korupsi moral dan akhlak suatu bangsa bisa sangat rusak karena hal tersebut sama halnya dengan mengisap darah kaum miskin dan rakyat pada umumnya. Oleh karenanya kenapa kita semua menginginkan praktek korupsi bisa diberantas habis sampai ke akar-akarnya dari bumi pertiwi yang tercinta ini. Namun sejauh ini kenapa upaya pemberantasan korupsi sangat sulit dicapai, pasti selalu ada saja pihak yang merasa dirugikan dengan adanya upaya pemberantasan korupsi, siapa mereka tentunya mereka adalah pihak-pihak yang selama ini diuntungkan oleh praktek korupsi.
            Pertanyaan tersebut menghinggapi banyak kalangan sampai saat ini. Berbagai komentar dari berbagai kalangan baik dari pejabat, politisi, hukum dan akademisi setiap hari menghiasi mulai dari media cetak sampai online. Akan tetapi seolah pemerintah bergeming dan pemberantasan korupsi seolah berjalan di tempat.
            Meski upaya pemberantasan korupsi gencar dilaksanakan, kondisi tidak kunjung membaik. Korupsi merupakan isu multidimensional yang mempunyai komponen politik, ekonomi, sosial dan budaya yang sering melibatkan para pemegang kekuasaan sehingga memberantasan korupsi bukanlah perkara mudah.
Apa yang salah dengan dengan sistem yang ada dan mengapa korupsi jadi sedemikian sulit diberantas. Saya berpikir ada beberapa kondisi yang menyebabkan ini masih terjadi.
1. Kepemimpinan
2. Kesejahteraan

Kalau Cina tidak dipimpin oleh Deng Xiao Ping ataupun Singapura tidak dipimpin oleh Lee Kuan Yew, bisa jadi negar tersebut belum maju seperti sekarang ini. Kepemimpinan memegang peranan penting dalam pemberantasan korupsi. Akan tetapi kalau kita melihat para pemimpin yang pernah memimpin negara ini sepintas adalah para pemimpin yang mumpuni dan punya kualitas untuk bisa memberantas korupsi. Akan tetapi ternyata sampai hari ini dan telah melewati orde reformasi korupsi belum bisa diberantas.
Kenapa korupsi masih terjadi dan pemberantasan korupsi seolah berjalan ditempat. Masalahnya adalah karena korupsi emang telah menjadi budaya bangsa ini. Sejak aku masih kanak-kanak aku sudah terbiasa mendengar istilah uang suap, pelicin dan uang bawah tangan dan semua sejenisnya. Kalau bikin KTP ya harus menyediakan uang tidak resmi kalau ingin urusan lancar. Sampai aku dewasa sekarang ternyata istialh tersebut belum hilang malah bertambah seperti misalnya dengan istilah dengan uang pelancar, uang jago, uang keamanan dan lain sebagainya.
Jadi secara masif semua lapisan masyarakat sudah dibiasakan dengan budaya korupsi sejak mereka masih kecil hingga dewasa. Kejadian seperti contek masal yang terjadi di Surabaya misalnya adalah  adalah semacam bibit yang disemai para pendidik secara tidak sadar yang akan menjadikan para murid nantinya menjadi pelacur terpelajar. mereka rela berbohong secara masal demi mendapatkan nilai secara tidak berhak. Nilai-nilai semacam inilah sudah mulai dipupuk sejak masih anak-anak. Sehingga tidak heran ketika seseorang beranjak dewasa mereka sudah tidak canggung lagi bersentuhan dengan suasana yang korup bahkan cenderung permisif dan toleran akan hal tersebut. Istilahnya korupsi dilakukan secara berjamaah, sehingga korupsi bukan lagi sesuatu yang tabu untuk dilakukan.
                        Korupsi merupakan kejahatan yang sulit diungkap karena korupsi melibatkan dua pihak, yaitu koruptor dank lien yang keduanya berupaya untuk menyebunyikan kejadian tersebut, mengingat manfaat besar korupsi bagi mereka dan/atau risiko hokum atau social apabila tindakan mereka teruangkap. Dalam kasusu korupsi saat klien dan pejabat korup yang sama-sama menikmati manfaat, mereka akan menutupi aksi mereka agar kepentingan mereka tetap terlindungi. Sementara, dalam kasus korupsi saat salah satu pihak merupakan korban, si korban cenderung tidak melaorkan kejadian mengingat, dalam banyak kasus, korban dapat dipermasalahkan ketika membongkar kasus korupsi dengan berbagai alas an termasuk alas an pencemaran nam baik.

Dunia yang semakin materialistis juga mendorong perilaku ingin cepat kaya instan dan malas bekerja keras. Cara yang paling gampang adalah memanfaatkna kedudukan dan jabatan untuk memperkaya diri sendiri. Orang dengan kekayaan akan dipandang sebagai orang yang sukses dan dihormati terlepas dari mana kekayaan tersebut didapat. Orang berlomba untuk mendapatkan kekayaan agar bisa memperoleh kehormatan dan kekuasaan.
Jika dilihat para pejabat dan penguasa yang terliaht lebih kaya dari seharusnya sebagian justru terlhat sederhana. Mereka "mungkin" melakukan korupsi dan penyalahgunaan jabatannya untuk mendapatkan kekayaan yang tidak wajar. Akan tetapi kekayaan tersebut bukan untuk diri mereka sendiri. Akan tetapi untuk keluarga, istri dan anak-anaknya. Sedangkan diri mereka sendiri mungkin termasuk orang dengan pola hidup yang sederhana. akan tetapi karena lingkungna mereka yang sangat menghargai kehidupan yang meterialistis, mau tidak mau mereka juga ikut dalam arus tersebut. Paling tidak istri dan anak-anaknya masuk dalam pergaulan yang sangat menghargai meterialisme. Karena itu sangat komplek sekali jika kita ingin memberantas korupsi. Memang tidak semudah seperti membalikkan sepotong ikan di piring. Karena semua lapisan masyarakat ikut terlibat dan sistem yang ada juga mendukung praktek yang korup ini. Sejarah mencatat begitu banyak pemimpin yang dipilih oleh rakyat karena mengangkat isu pemberantasan korupsi sebagai tema sentral kampanye mereka. Tetapi paradoks terjadi, terlepas apakah mereka benar-benar anti korupsi dan pada walnya berupaya keras untuk memberantas korupsi, ataukah mereka sekadar menggunakan isu korupsi untuk meraih simpati masa saja, banyak di antara mereka yang jatuh akibat kasus korupsi.
Jadi kunci utama tetap ada pada sang pemimpin. Tidak ada peperangan yang dimenangkan jika tidak dipimpin oleh seorang pemimpin yang handal. Tidak juga ada bisnis yang berhasil dan sukses tanpa dipimpin oleh orang yang kompeten. Bahkan negara kita menunggu hingga 300 tahun lamanya untuk bisa lepas dari penjajahan karena memang belum ada pemimpin yang mampu untuk melepaskan negeri ini dari penjajah.
Pertanyaannya samapai kapan hal ini akan berlangsung. Apakah kita hanya menunggu dan melihat saja tanpa melakukan sesuatu dan berharap korupsi akan pergi dengan sendirinya. Akuyakin sampai korupsi sudah mencapai titik jenuh maka akan muncul seorang pemimpin yang akan bersedia mati untuk memimpin pemberantasan korupsi ini. Kapan waktunya akan terjadi, mungkin aku sendiri yang akan memimpin negeri ini terbebas dari korupsi. Kita tunggu saja apakah mimpiku ini akan menjadi kenyataan. Tulisan ini akan menjadi saksi sejarah jika hal tersebut menjadi kenyataan di masa yang akan datang....

Negara bebas korupsi sebuah utopia?
Transformasi sistem politik dan hukum dalam tubuh birokrasi di indonesia harus ditingkatkan. kesempatan ini di gunakan untuk membuat suatu tatanan atau pola demokrasi yang berimplikasi pada sebuah keteraturan sosial (social order), disamping itu reformasi birokrasi dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik ditengah hiruk pikuk pemerintahan yang sedang berlangsung. Kondisi "Chaos" akan mengakibatkan berbagai penyimpangan /deviasi dalam seluruh aspek. Struktur dan sistem pemerintahan yang kaku dan tidak bersahaja dengan publik berakibat fatal dalam membangun kredibilitasnya. 
Korupsi tidak bisa ditekan ke level nol,, tetapi dapat digiring menuju ke level optimal. Secara teori upaya pemberantasan korupsi akan tersu dilakukan hingga kerugian yang ditanggung masyarakat akibat perunit korupsi sama dengan biaya pemberantas per unit korupsi. Ketika titik keseimbangan tersebut terjadi, pemberantasan korupsi umumnya dihentikan, meniggalkan jumlah korupsi pada level omtimum tertentu.
Sindiran konsep good governance mengindikasikan bahwa dalam pemerintahan ada terjadi berbagai penyimpangan dan ketidakadilan dalam pengambilan keputusannya. sebuah pertanyaan yang menjadi dilema kita, yaitu' pemerintah ada untuk melayani masyarakat ataukah masyarakat harus menjadi budak dalam melanggengkan kekuasaannya. Sinisme publik terhadap fenomena ini menjadi kuat ketika pemerintah terkesan diam dan tidak mempunyai jalan keluar untuk setiap persoalan yang terjadi di negeri ini. Timor-timur menjadi salah satu pengalaman bahwa semakin kita tidak peduli dengan jati diri kita sebagai bangsa yang berdaulat, maka kekuatan yang lebih besar dan peduli dengan kemerdekaan bangsa yang direncanakan semakin kuat. implikasi dari pengalaman ini adalah sebuah proses referendum yang sebenarnya tidak diinginkan oleh bangsa yang berdaulat ini. contoh dan pengalaman ini apakah akan terus berlangsung dan hanya didiamkan saja? Papua salah satu wilayah yang kaya dengan sumber daya alamnya apakah kita biarkan hilang begitu saja? dengan adanya insiden-insiden di areal profitnya (free port). Profil Indonesia akan lebih dikenal dengan sistem barter image atau good governance. Sebuah pemerintahan yang bebas korupsi,nepotisme dan kolusi menjadi mimpi semata ataukah program segelintir cendekiawan yang tulus memperjuangkan sebuah keadilan? Salah satu kunci  good governance adalah transparansi yang selalu di kumandangkan tetapi selalu menjadi alasan kuat di robohkan sistem ini. Ketakutan di ketahui dan diperiksa menjadi kendala terlaksananya proses transparansi dalam tubuh demokrasi. ini kah yang dinamakan demokrasi? Artinya segala-galanya bebas baik dalam tindakannya tanpa memperhitungkan etika dan norma yang ada di negara ini?Para Koruptor bisa bebas ke luar negeri, proses           peradilan dapat di intervensi. kebanggaan kita akan sistem demokrasi menjadi kian rancu dan perlu di tata lagi.
Kebebasan seharusnya didasari tanggung jawab sosial yang berimplikasi positif untuk kemajuan bangsa ke depan. pengalaman dan tantangan menjadi bagian penting peningkatan kualitas dan kapasitas kita dimata dunia.   

Saran
            Sebaiknya pemerintah lebih serius dalam menanggulagi masalah korupsi ini, karena masalah ini sungguh merugikan masyarakat terutamanya dalam pembangunan dan ekonomi. Dan bagi para pejabat-pejabat sebaiknya menahan diri untuk mengambil hak milik orang lain. Sebab, jika kita mengambil hak milik orang lain, kita tak ada bedanya dengan orang yang tak punya apa-apa.

Referensi:
http://arekprambon.blogspot.com/2011/11/alasan-matematis-kenapa-korupsi-susah.html

aksayalfath.files.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar