Korupsi memang menjadi momok bagi semua aspek dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, tidak hanya aspek ekonomi melainkan aspek
politis pendidikan, kesehatan, kesejahteraan dan lainnya. Yang paling parah
adalah dengan maraknya budaya korupsi moral dan akhlak suatu bangsa bisa sangat
rusak karena hal tersebut sama halnya dengan mengisap darah kaum miskin dan
rakyat pada umumnya. Oleh karenanya kenapa kita semua menginginkan praktek
korupsi bisa diberantas habis sampai ke akar-akarnya dari bumi pertiwi yang
tercinta ini. Namun sejauh ini kenapa upaya pemberantasan korupsi sangat sulit
dicapai, pasti selalu ada saja pihak yang merasa dirugikan dengan adanya upaya
pemberantasan korupsi, siapa mereka tentunya mereka adalah pihak-pihak yang
selama ini diuntungkan oleh praktek korupsi.
Pertanyaan tersebut menghinggapi banyak kalangan sampai
saat ini. Berbagai komentar dari berbagai kalangan baik dari pejabat, politisi,
hukum dan akademisi setiap hari menghiasi mulai dari media cetak sampai online.
Akan tetapi seolah pemerintah bergeming dan pemberantasan korupsi seolah
berjalan di tempat.
Meski upaya pemberantasan korupsi gencar dilaksanakan,
kondisi tidak kunjung membaik. Korupsi merupakan isu multidimensional yang
mempunyai komponen politik, ekonomi, sosial dan budaya yang sering melibatkan
para pemegang kekuasaan sehingga memberantasan korupsi bukanlah perkara mudah.
Apa yang salah dengan
dengan sistem yang ada dan mengapa korupsi jadi sedemikian sulit diberantas.
Saya berpikir ada beberapa kondisi yang menyebabkan ini masih terjadi.
1. Kepemimpinan
2. Kesejahteraan
Kalau Cina tidak dipimpin
oleh Deng Xiao Ping ataupun Singapura tidak dipimpin oleh Lee Kuan Yew, bisa
jadi negar tersebut belum maju seperti sekarang ini. Kepemimpinan memegang
peranan penting dalam pemberantasan korupsi. Akan tetapi kalau kita melihat
para pemimpin yang pernah memimpin negara ini sepintas adalah para pemimpin
yang mumpuni dan punya kualitas untuk bisa memberantas korupsi. Akan tetapi
ternyata sampai hari ini dan telah melewati orde reformasi korupsi belum bisa
diberantas.
Kenapa korupsi masih
terjadi dan pemberantasan korupsi seolah berjalan ditempat. Masalahnya adalah
karena korupsi emang telah menjadi budaya bangsa ini. Sejak aku masih
kanak-kanak aku sudah terbiasa mendengar istilah uang suap, pelicin dan uang
bawah tangan dan semua sejenisnya. Kalau bikin KTP ya harus menyediakan uang
tidak resmi kalau ingin urusan lancar. Sampai aku dewasa sekarang ternyata
istialh tersebut belum hilang malah bertambah seperti misalnya dengan istilah
dengan uang pelancar, uang jago, uang keamanan dan lain sebagainya.
Jadi secara masif semua
lapisan masyarakat sudah dibiasakan dengan budaya korupsi sejak mereka masih
kecil hingga dewasa. Kejadian seperti contek masal yang terjadi di Surabaya
misalnya adalah adalah semacam bibit yang disemai para pendidik secara
tidak sadar yang akan menjadikan para murid nantinya menjadi pelacur
terpelajar. mereka rela berbohong secara masal demi mendapatkan nilai secara
tidak berhak. Nilai-nilai semacam inilah sudah mulai dipupuk sejak masih
anak-anak. Sehingga tidak heran ketika seseorang beranjak dewasa mereka sudah
tidak canggung lagi bersentuhan dengan suasana yang korup bahkan cenderung
permisif dan toleran akan hal tersebut. Istilahnya korupsi dilakukan secara
berjamaah, sehingga korupsi bukan lagi sesuatu yang tabu untuk dilakukan.
Korupsi merupakan kejahatan yang sulit
diungkap karena korupsi melibatkan dua pihak, yaitu koruptor dank lien yang
keduanya berupaya untuk menyebunyikan kejadian tersebut, mengingat manfaat
besar korupsi bagi mereka dan/atau risiko hokum atau social apabila tindakan
mereka teruangkap. Dalam kasusu korupsi saat klien dan pejabat korup yang
sama-sama menikmati manfaat, mereka akan menutupi aksi mereka agar kepentingan
mereka tetap terlindungi. Sementara, dalam kasus korupsi saat salah satu pihak
merupakan korban, si korban cenderung tidak melaorkan kejadian mengingat, dalam
banyak kasus, korban dapat dipermasalahkan ketika membongkar kasus korupsi
dengan berbagai alas an termasuk alas an pencemaran nam baik.
Dunia yang semakin
materialistis juga mendorong perilaku ingin cepat kaya instan dan malas bekerja
keras. Cara yang paling gampang adalah memanfaatkna kedudukan dan jabatan untuk
memperkaya diri sendiri. Orang dengan kekayaan akan dipandang sebagai orang
yang sukses dan dihormati terlepas dari mana kekayaan tersebut didapat. Orang
berlomba untuk mendapatkan kekayaan agar bisa memperoleh kehormatan dan
kekuasaan.
Jika dilihat para
pejabat dan penguasa yang terliaht lebih kaya dari seharusnya sebagian justru
terlhat sederhana. Mereka "mungkin" melakukan korupsi dan
penyalahgunaan jabatannya untuk mendapatkan kekayaan yang tidak wajar. Akan
tetapi kekayaan tersebut bukan untuk diri mereka sendiri. Akan tetapi untuk
keluarga, istri dan anak-anaknya. Sedangkan diri mereka sendiri mungkin
termasuk orang dengan pola hidup yang sederhana. akan tetapi karena lingkungna
mereka yang sangat menghargai kehidupan yang meterialistis, mau tidak mau
mereka juga ikut dalam arus tersebut. Paling tidak istri dan anak-anaknya masuk
dalam pergaulan yang sangat menghargai meterialisme. Karena itu sangat komplek
sekali jika kita ingin memberantas korupsi. Memang tidak semudah seperti
membalikkan sepotong ikan di piring. Karena semua lapisan masyarakat ikut
terlibat dan sistem yang ada juga mendukung praktek yang korup ini. Sejarah mencatat
begitu banyak pemimpin yang dipilih oleh rakyat karena mengangkat isu
pemberantasan korupsi sebagai tema sentral kampanye mereka. Tetapi paradoks
terjadi, terlepas apakah mereka benar-benar anti korupsi dan pada walnya
berupaya keras untuk memberantas korupsi, ataukah mereka sekadar menggunakan
isu korupsi untuk meraih simpati masa saja, banyak di antara mereka yang jatuh
akibat kasus korupsi.
Jadi kunci utama tetap
ada pada sang pemimpin. Tidak ada peperangan yang dimenangkan jika tidak
dipimpin oleh seorang pemimpin yang handal. Tidak juga ada bisnis yang berhasil
dan sukses tanpa dipimpin oleh orang yang kompeten. Bahkan negara kita menunggu
hingga 300 tahun lamanya untuk bisa lepas dari penjajahan karena memang belum
ada pemimpin yang mampu untuk melepaskan negeri ini dari penjajah.
Pertanyaannya samapai
kapan hal ini akan berlangsung. Apakah kita hanya menunggu dan melihat saja
tanpa melakukan sesuatu dan berharap korupsi akan pergi dengan sendirinya.
Akuyakin sampai korupsi sudah mencapai titik jenuh maka akan muncul seorang pemimpin
yang akan bersedia mati untuk memimpin pemberantasan korupsi ini. Kapan
waktunya akan terjadi, mungkin aku sendiri yang akan memimpin negeri ini
terbebas dari korupsi. Kita tunggu saja apakah mimpiku ini akan menjadi
kenyataan. Tulisan ini akan menjadi saksi sejarah jika hal tersebut menjadi
kenyataan di masa yang akan datang....
Negara
bebas korupsi sebuah utopia?
Transformasi sistem
politik dan hukum dalam tubuh birokrasi di indonesia harus ditingkatkan.
kesempatan ini di gunakan untuk membuat suatu tatanan atau pola demokrasi yang
berimplikasi pada sebuah keteraturan sosial (social order), disamping itu
reformasi birokrasi dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik ditengah hiruk
pikuk pemerintahan yang sedang berlangsung. Kondisi "Chaos" akan
mengakibatkan berbagai penyimpangan /deviasi dalam seluruh aspek. Struktur dan
sistem pemerintahan yang kaku dan tidak bersahaja dengan publik berakibat fatal
dalam membangun kredibilitasnya.
Korupsi tidak bisa
ditekan ke level nol,, tetapi dapat digiring menuju ke level optimal. Secara
teori upaya pemberantasan korupsi akan tersu dilakukan hingga kerugian yang
ditanggung masyarakat akibat perunit korupsi sama dengan biaya pemberantas per
unit korupsi. Ketika titik keseimbangan tersebut terjadi, pemberantasan korupsi
umumnya dihentikan, meniggalkan jumlah korupsi pada level omtimum tertentu.
Sindiran konsep good
governance mengindikasikan bahwa dalam pemerintahan ada terjadi berbagai
penyimpangan dan ketidakadilan dalam pengambilan keputusannya. sebuah
pertanyaan yang menjadi dilema kita, yaitu' pemerintah ada untuk melayani
masyarakat ataukah masyarakat harus menjadi budak dalam melanggengkan
kekuasaannya. Sinisme publik terhadap fenomena ini menjadi kuat ketika
pemerintah terkesan diam dan tidak mempunyai jalan keluar untuk setiap
persoalan yang terjadi di negeri ini. Timor-timur menjadi salah satu pengalaman
bahwa semakin kita tidak peduli dengan jati diri kita sebagai bangsa yang
berdaulat, maka kekuatan yang lebih besar dan peduli dengan kemerdekaan bangsa
yang direncanakan semakin kuat. implikasi dari pengalaman ini adalah sebuah
proses referendum yang sebenarnya tidak diinginkan oleh bangsa yang berdaulat
ini. contoh dan pengalaman ini apakah akan terus berlangsung dan hanya
didiamkan saja? Papua salah satu wilayah yang kaya dengan sumber daya alamnya
apakah kita biarkan hilang begitu saja? dengan adanya insiden-insiden di areal
profitnya (free port). Profil Indonesia akan lebih dikenal dengan sistem barter
image atau good governance. Sebuah pemerintahan yang bebas korupsi,nepotisme
dan kolusi menjadi mimpi semata ataukah program segelintir cendekiawan yang
tulus memperjuangkan sebuah keadilan? Salah satu kunci good governance
adalah transparansi yang selalu di kumandangkan tetapi selalu menjadi alasan
kuat di robohkan sistem ini. Ketakutan di ketahui dan diperiksa menjadi kendala
terlaksananya proses transparansi dalam tubuh demokrasi. ini kah yang dinamakan
demokrasi? Artinya segala-galanya bebas baik dalam tindakannya tanpa
memperhitungkan etika dan norma yang ada di negara ini?Para Koruptor bisa bebas
ke luar negeri, proses peradilan
dapat di intervensi. kebanggaan kita akan sistem demokrasi menjadi kian rancu
dan perlu di tata lagi.
Kebebasan seharusnya
didasari tanggung jawab sosial yang berimplikasi positif untuk kemajuan bangsa
ke depan. pengalaman dan tantangan menjadi bagian penting peningkatan kualitas
dan kapasitas kita dimata dunia.
Saran
Sebaiknya pemerintah lebih serius dalam menanggulagi
masalah korupsi ini, karena masalah ini sungguh merugikan masyarakat
terutamanya dalam pembangunan dan ekonomi. Dan bagi para pejabat-pejabat
sebaiknya menahan diri untuk mengambil hak milik orang lain. Sebab, jika kita
mengambil hak milik orang lain, kita tak ada bedanya dengan orang yang tak
punya apa-apa.
Referensi:
http://arekprambon.blogspot.com/2011/11/alasan-matematis-kenapa-korupsi-susah.html
aksayalfath.files.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar