Bahan Bakar Minyak atau
yang dikenal dengan BBM adalah suatu kebutuhan pokok setiap manusia karena
setiap masyarakat membutuhkan BBM ini untuk menjalankan aktifitas kehidupan
sehari –hari
HUBUNGAN BBM DENGAN
MASYARAKAT ?
Ya tentu saja ada
hubungan antara BBM dengan masyarakat, tanpa BBM masyarakat sulit untuk
menjalani aktivitas kesahariannya, ya sebagai contoh kendaraan banyak orang
orang kerja,sekolah,dll menggunakan kendaraan dan kendaraan itu membutuhkan BBM
untuk bisa berjalan tanpa adanya BBM kendaraan tersebut tidak bisa berjalan.
Nah dapat disimpulkan bahwa BBM ini merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat
di Indonesia, BBM sangat mempengaruhi perekonomian karena BBM mempengaruhi
biaya produksi, naiknya biaya distribusi dan juga bisa menaikan inflasi.
DAMPAK KENAIKAN BBM
TERHADAP PEREKONOMIAN
Jika suatu harga BBM
melonjak tinggi maka suatu bahan bahan pokok masyarakat akan melambung tinggi
dan perekonomian di suatu Negara ini pun akan merosot dan akan banyak
masyarakat masyarakat msikin di Negara ini.
Harga barang-barang
menjadi lebih mahal, daya beli merosot,kerena penghasilan tetap. Ujungnya
perekonomian akan stagnan dan tingkat kesejahteraan terganggu.
Di sisi lain, kredit
macet semakin kembali meningkat, yang paling parah adalah semakin sempitnya
lapangan kerja karena dunia usaha menyesuaikan produksinya sesuai dengan
kenaikan harga serta penurunan permintaan barang.
Hal-hal di atas terjadi
jika harga BBM dinaikkan, Bagaimana jika tidak? Subsidi pemerintah terhadap BBM
akan semakin meningkat juga,mengapa? Meskipun negara kita merupakan penghasil
minyak, dalam kenyataannya untuk memproduksi BBM kita masih membutuhkan impor
bahan baku minyak juga.
Dengan tidak adanya
kenaikan BBM, subsidi yang harus disediakan pemerintah juga semakin besar. Dari
mana menutupi sumber subsidi tersebut? Salah satunya adalah kenaikan
pendapatan ekspor. Mengapa dapat seperti itu?Karena kenaikan harga minyak dunia
juga mendorong naiknya harga ekspor komoditas tertentu, seperti kelapa sawit
karena minyak sawit mentah (CPO) merupakan subsidi minyak bumi. Income dari
naiknya harga CPO tidak akan sebanding dengan besarnya biaya yang harus
dikeluarkan untuk subsidi minyak.
Sehubungan dengan
kondisi di atas kira-kira kebijakan apakah yang akan diambil oleh pemerintah ?
INFLASI
Jika harga BBM dinaikkan, citra pemerintah secara politik akan terganggu, rakyat tentu tidak setuju jika harga-harga menjadi mahal, jika pemerintah terganggu dampaknya menjadi sangat luas,jadi, jika mengacu pada hal tersebut kemungkinan harga BBM tidak akan dinaikkan.
Jika harga BBM dinaikkan, citra pemerintah secara politik akan terganggu, rakyat tentu tidak setuju jika harga-harga menjadi mahal, jika pemerintah terganggu dampaknya menjadi sangat luas,jadi, jika mengacu pada hal tersebut kemungkinan harga BBM tidak akan dinaikkan.
Tetapi masalah belum
selesai sampai di sini, walaupun harga BBM tidak dinaikkan, tetap saja dampak
kenaikan harga minyak dunia berpengaruh terhadap ekonomi Indonesia termasuk
didalamnya iklim investasi.
Kenaikan harga minyak
dunia membuat biaya produksi meningkat. Itu berarti harga jual barang-barang
impor impor juga akan mahal yang akan berdampak pada inflasi karena kenaikan
harga impor barang.
Dampak dari hal ini
pertama,tingkat bunga dana dan kredit belum akan turun dalam waktu dekat, kedua
tingkat bunga yang bertendensi meningkat atau minimal tetap akan berbanding
terbalik terbalik dengan harga obligasi. Artinya jika tingkat bunga meningkat,
harga obligasi berkemungkinan akan turun. Ketiga,t ingkat bunga yang tidak
berubah juga memberikan perbedaan tingkat bunga di dalam negeri dengan luar
negeri yang relatif tetap atau bahkan kenaikan harga tentu
akan mengakibatkan penurunan daya beli (pendapatan riil). Dampak ini sangat
bervariasi tergantung pada pola konsumsi dan sensitifitas dari harga
masing-masing komoditi terhadap kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Rumah
tangga miskin umumnya relatif terproteksi mengingat tiga hal. Pertama, pangsa
konsumsi langsung Bahan Bakar Minyak (BBM) relatif kecil. Untuk Bahan Bakar
Minyak (BBM) non minyak tanah, pangsa kelompok 40% terbawah kurang dari 1% dari
total pendapatan. Hanya minyak tanah yang lumayan besar yaitu sekitar 2,6% dari
total pengeluara
konsumsi komoditi yang
sensitif terhadap kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) pun relatif kecil seperti
pengeluaran untuk transportasi. Ketiga, komoditi yang dominan dalam pola
konsumsi rumah tangga 40% terbawah yaitu beras sebetulnya juga tidak bergerak
banyak karena harga komoditi ini dijaga oleh pemerintah dan kenaikan harga
Bahan Bakar Minyak (BBM) dilakukan pada saat siklus harga beras mengalami
penurunan. Walhasil kalau kita lihat beban kenaikan harga Bahan Bakar Minyak
(BBM) hingga tingkat pendapatan menengah atas cenderung meningkat lebih dari
proposional dan menurun lagi walaupun masih jauh lebih tinggi dibandingkan
kelompok 40% terbawah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar